Air Terjun Batu Betiang |
BENGKULU - Selain memiliki pesona alam yang indah, air terjun ''batu betiang'' juga menyimpan legenda cerita rakyat di wilayah tersebut. Konon menurut cerita masyarakat dahulu di daerah itu, ''batu betiang'' yang terdapat disisi kiri dan kanan air terjun, adanya legenda ''si Pahit Lidah'', yang menurut cerita si pahit lidah ingin membuat lumbung padi, dengan membuat kincir air yang menggunakan air terjun.
Seperti diceritakan oleh salah satu warga Desa Babakan Baru Kecamatan Bermani Ulu Raya, Sri Simpang (40). Ia bertutur, cerita orang terdahulu jika batu yang terdapat di air tersebut belum menjadi batu. Melainkan, masih kayu yang disusun rapi oleh si pahit lidah untuk membangun lumbung padi.
Namun, ulas Sri, cerita orang terdahulu rencana si pahit lidah tersebut tidak disetujui oleh masyarakat setempat. Sehingga rencananya itu agar tidak dilanjutkan. Bahkan, masyarakat setempat berbohong, kepada si pahit lidah jika anaknya meninggal dunia di desa. Tujuannya, agar si pahit lidah pulang ke rumah dan menghentikan pembuatan lumbung padi.
Sayangnya, informasi itu tidak begitu dihiraukan oleh si pahit lidah dan terus melanjutkan menyusun kayu di tepi air terjun ''Batu Betiang''. Tidak kehabisan akal, masyarakat setempat kembali menyampaikan kepada si pahit lidah, jika anaknya meninggal dunia.
''Saat informasi kembali diterima oleh si pahit lidah dari warga setempat, jika anaknya meninggal dunia. Si pahit lidah sempat terucap ''anak saya meninggal dunia'', maka anaknya yang masih hidup tersebut langsung meninggal dunia,'' kenang Sri, meniru cerita orang terdahulu desa setempat.
Mendapati informasi itu, sambung Sri, si pahit lidah langsung meninggal lokasi air terjun ''batu betiang''. Namun, sebelum meninggalkan lokasi itu si pahit lidah mengucapkan jika kayu yang telah disusun rapi ditepi air terjun itu akan menjadi batu. Oleh warga setempat, air terjun tersebut diberi nama air terjun batu betiang.
''Dulunya di tepi sungai itu kayu dan bangunan lumbung padi itu belum selesai. Karena di sumpah oleh si pahit lidah maka kayu itu menjadi batu, yang saat ini dikenal dengan air terjun batu betiang. Ini hanya cerita orang terdahulu,'' terang Sri.(**)