Link Khusus

ads here

Berwisata ke Tugu Monas Serasa di View Tower Bengkulu

advertise here
Monas
JAKARTA - Siapa tak kenal monas?. Kata orang Jakarta, tidak afdol kalau belum pernah ke Monas. Pasti semua sudah tahu Monumen Nasional alias Monas, kan? Yups. Salah satu tempat rekreasi khas Jakarta.

Monas memang tempat wisata yang cukup merakyat. Di samping terletak di pusat kota, masuk ke Monas juga terbilang murah meriah. Mau tahu caranya?. Kalau pun tidak masuk ke bangunan monumennya, banyak hal yang bisa di lihat atau dilakukan di area sekitarnya. Karena banyak event yang diselenggarakan di Monas dan sekitarnya, nyaris setiap hari.

Kalau pun tidak ada acara resmi, sering ada anak-anak muda yang nongkrong-nongkrong sambil beraktivitas menarik atau mengadakan acara seru mereka yang bisa dijadikan tontonan gratis. Berwisata ke tugu monas serasa View Tower Bengkulu.

Lokasinya, tepat ada di tengah-tengah lapangan medan merdeka, memang memungkinkan kawasan Monas bisa dijadikan tempat beraktivitas atau mengadakan event heboh yang menyertakan banyak orang.

Monas terletak di dekat Stasiun Gambir dan memiliki banyak pintu akses. Tapi, bagi yang naik mobil, mungkin harus masuk melalui pintu gerbang yang ada di seberang Balai Kota kalau memang lewat dekat Istana Negara.

Namun, jika pelancong asal Bengkulu menginap di Mess Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu di Utan Kayu, Jakarta Timur. Untuk menuju Monas, cukup menaiki Busway dari Halte Rawa Mangun tujuan Tanjung Priok, dengan harga ticket Rp3.500.

Setelah menaiki Busway, pelancong turun di Halte Cempaka Mas. Setiba di Cempaka Mas pelancong mesti berjalan kaki sekitar 300 meter tanpa membeli ticket kembali, untuk tiba di Halte Cempaka Timur. Dari sana pelancong kembali menaiki Busway jurusan Harmoni dan minta turun sama petugas Busway di Halte Gambir I.  

Balik lagi ke cerita, fakta jika Monas adalah tempat wisata favorit ini tidak bisa dibantah karena bagaimanapun juga, monumen ini sangat bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Menjulang tinggi sekitar 433 kaki atau setara dengan 137 meter.

Monas dipuncaki oleh api yang dilapisi emas. Konon emas itu ada sumbangan dari Desa Lebong Tandai Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Ini tentunya mengingatkan semangat berapi-api para pejuang dalam merebut kemerdekaan. Dan yang paling fenomenal dari Monas adalah diperdengarkannya suara Bung Karno, saat membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan.

Disamping itu, menikmati pemandangan Jakarta dengan jelas melalui teropong. Monas dan museumnya dibuka setiap harinya, sekira pukul 08.01 WIB - 15.03 WIB. Tapi, ditutup pada hari Senin setiap pekan terakhir.

Pintu masuk tugu monas saat ini, hanya bisa diakses lewat terowongan bawah tanah yang berada di tugu Monas sisi depan Istana Merdeka (sisi utara). Jadi, kalau datang dari sisi sebelah Selatan, maka bisa dibayangkan sejauh mana kaki anda akan melangkah untuk mencapai pintu masuk serta loket penjualan karcisnya. Patung atau ukiran di sekeliling pagar halaman MONAS.

Di area luar tugu Monas, bisa kita nikmati berupa ukiran-ukiran zaman kemerdekaan di sekeliling tugu. Untuk bisa mencapai lift yang akan mengangkat ke puncak Monas, anda harus rela mengantri sekitar 30 menit hingga 1 jam (Kalau tidak lagi ramai Pengunjung), yang dimulai dari depan pintu museum sebelah Utara hingga ke pintu lift sebelah selatan.

Siapkan uang Rp10 ribu/orang khusus dewasa untuk sampai Cawan. Sementara untuk naik menuju puncak monas, pengunjung mesti mengeluar kocek Rp5 Ribu/orang khusus dewasa, yang sebelumnya ticket dibeli depan pintu museum sebelah Utara.  

Dalam cawan Monas, terdapat diorama sejarah perjuangan Bangsa Indonesia masa penjajahan, cawan ini dapat menampung hingga 500 orang, dengan luas ruangan sekitar 80 meter × 80 meter.

Kemudian di lantai paling bawah di dalam tugu, kita bisa menikmati diorama-diorama dari zaman perang sampai Indonesia merdeka, yang unik diorama ini dibuat 3 dimensi, sehingga seolah-olah kita melihat diorama tersebut beneran. Tiap-tiap diorama pun diberi keterangan sejarah dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.

Didalam Museum Sejarah Nasional itu, pengunjung disuguhkan diorama-diorama yang bercerita tentang sejarah di Indonesia, dari masa prasejarah, masa kekerajaan, masa penjajahan, sampai dengan masa pemerintahan Orde Baru. Didalamnya kita bisa mempelajari dan mendapat pengetahuan tentang sejarah nasional.

Ruangan di sini terdapat satu pintu emas besar atau dinamakan Pintu Kemerdekaan. Dibelakang pintu ini, terdapat Teks Proklamasi Asli. Secara otomatis terbuka setiap jam terdengar suara rekaman Bung Karno membacakan teks Proklamasi.

Di sisi sebelah kanan ada Lambang Burung Garuda Berlapiskan Emas. Selain itu, terdapat 1 ruangan yang diberi nama ruang kemerdekaan. Disetiap jam pintu ini dibuka dan terdengar rekaman suara Bung Karno membacakan teks proklamasi.

Jakarta dari Puncak Monas
Nah, untuk sampai ke puncak pengunjung harus antri untuk naik liftt, antriannya padat sekali, Ampun dech. Untuk bisa naik ke atas karena lift yang tersedia hanya satu dan hanya bisa menampung sekitar 11 orang, bisa dibayangkan didalam lift kayak ikan sarden kalengan atau susun dencis.

Untuk kapasitas pelataran puncak hanya dapat menampung 50 orang dengan luas pelataran puncak sekitar 11 meter × 11 meter, jadi kita harus rela antri untuk dapat bergantian melihat luasnya Jakarta dari atas Monas.

Memang cukup melelahkan dan menyita banyak waktu, tapi pengalaman berada di puncak monas serta berada begitu dekat dengan ikon ibukota Republik Indonesia ini tidak akan pernah dilupakan.

Kalau berencana jalan-jalan ke Monas, justru jangan musim liburan. Diakhir pekan saja, antrean yang panjang tidak akan bisa dihindari, apalagi di bulan liburannya anak sekolah. Karena Monas sudah jadi tujuan wisata prioritas oleh kebanyakan orang Indonesia.

Tapi, kalau memang hanya bisa ke Monas saat musim libur, ya apa boleh buat. Toh, berkunjung ke museum bersama banyak orang juga akan membuat suasana jadi rame dan heboh.


Kilas Sejarah
Tugu Monumen Nasional biasa disebut Monas diresmikan Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1961, dan mulai dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.

Bangunan yang mempunyai tinggi 137 meter, dengan luas pelataran Puncak 11 meter × 11 meter, berat Lidah Api sekitar 14,5 ton, berat lapisan emas 35 kg.

Implementasi angka keramat 17-8-45 terdapat pada tinggi pelataran cawan 17 meter, tinggi museum 8 meter dengan luas pelataran 45 × 45 meter.

Tugu ini terletak di area seluas 80 hektare (Ha) yang sempat berganti nama beberapa kali mulai dari Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan Taman Monas.