Link Khusus

ads here

Yuk! Wisata Ke Danau Ditepi Pantai di Bengkulu

advertise here
Danau Gedang di tepi pantai Kabupaten Bengkulu Tengah.
BENGKULU - Pesona alam di Provinsi Bengkulu, tak kalah menariknya untuk disambangi oleh kalangan pelancong yang gemar berpetualang. Terutama, wisata pantai dan danau. Di ''Bumi Rafflesia'', ada salah satu obyek wisata yang tergolong langka dan unik?. Apa itu?. Ya, obyek wisata itu adalah danau yang dipisahkan dengan tumpukan pasir pantai atau obyek wisata danau ditepi pantai yang patut untuk anda sambangi!. 

Untuk menyambangi obyek wisata ini, dapat ditempuh melalui jalur darat yang mana dari Kota Bengkulu memakan waktu sekira 45 menit, baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan melintasi jalan lintas barat (Jalinbar) Bengkulu-Padang, Sumatera Barat. Obyek wisata ini terdapat di Dusun II Desa Padang Betuah Kecamatan Pondok Kelapa, Kabapaten Bengkulu Tengah. 

Untuk menuju lokasi, dari pusat desa memakan waktu sekira 10 hingga 15 menit perjalanan. Sebab, obyek wisata ini sedikit tersembunyi dan belum banyak diketahui oleh masyarakat Bengkulu. Dimana dari simpang jalinbar berjarak sekira 2 kilometer (KM) dengan melintasi jalan desa yang sudah beraspal dan sedikit jalan bebatuan.

Setiba di lokasi, pelancong akan langsung disuguhi oleh keindahan alam, dengan dua pemandangan sekaligus. Dimana diujung jalan desa ini terdapat sebuah padang rumput yang cukup luas dengan ditumbuhi tumbuhan pantai. Dari padang rumput ini wisatawan akan langsung terhipnotis oleh pemandangan yang luas biasa, cantiknya. 

Dimana, dari sisi kiri terdapat obyek wisata pantai Padang Batuah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Sementara, disisi kiri pantai terdapat sebuah danau yang memiliki luas sekira 10 hektare (Ha). Konon, danau ini sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu, yang mana danau tersebut dipisahkan dengan tumpukan pasir dengan panjang sekira 500 meter dengan lebar sekira 20 hingga 25 meter. Oleh warga setempat, danau ini disebut ''Danau Gedang'' atau ''Danau Besar''. 

Di lokasi ini warga setempat telah menyediakan tempat bersantai, berupa tempat duduk yang terbuat dari kayu dibeberapa titik tepi tebing serta dibagian bawah danau tanpa atap. Namun, di tempat ini belum ada sama sekali pedagang yang menjajaki makanan maupun minuman untuk para pelancong atau wisatawan. Sehingga untuk datang ke lokasi ini, wisatawan mesti membawa bekal sendiri dari rumah atau dari luar obyek wisata. 

Di areal ini juga masih terlihat burung bangau lainnya. Tidak hanya itu, tumbuhan pantai yang masih tumbuh subuh di areal ini. Bahkan, di danau ini masih terdapat berbagai jenis ikan laut, ikan belanak, bekapur, terong, petai-petai, gebur, udang, kepiting serta lainnya. Sehingga, oleh warga setempat di danau ini dan tepi pantai dijadikan untuk mencari rezeki, untuk mencari ikan setiap harinya, dengan menggunakan alat tangkap ikan, berupa jaring. 

Salah satu wisatawan asal Kelurahan Lingkat Barat Kecamatan Gading cempaka Kota Bengkulu, Bengkulu, Aprilia Utami mengatakan, obyek wisata ini sudah diketahuinya melalui emdia sosial. Dirinya sangat kagum, dengan kekuasan sang pencipta, yang telah menyuguhi obyek wisata danau ditepi pantai di kabupaten Bengkulu Tengah, ini. 

Sayangnya, kata dia, di lokasi ini belum dikelolah dengan baik oleh pemerintah daerah setempat. Baik pembangunan tempat singgah atau istirahat serta keamanan di sekitar lokasi. Sebab, jalan menuju lokasi cukup jauh ditambah masih banyaknya kebun sawit serta hutan. 

''Saya tahu wisata ini dari media sosial. Wisata ini cukup unik dan menarik, bahkan langka,'' kata Aprilia. 

Aprilia juga mengatakan, untuk menyambangi wisata unik dan langka ini tidak membutuhkan biaya yang mahal. Cukup dengan uang Rp50 ribu, sudah bisa menikmati keindahan alam yang tak kalah menariknya dengan destinasi wisata di provinsi di Indonesia.

Namun, ia juga menyayangkan, di lokasi ini masih kurangnya kesadaran dari pengunjung, yang membuang sampah sembarangan. Sehingga, sampah-sampah plastik bekas botol minuman mineral dan gelas minuman mineral serta kantong plastik berserakan di sekitar lokasi.  

''Dari pada ke Mall, lebih baik menyambangi wisata ini. Lagian, biayanya tidak terlalu mahal untuk kaula muda/i,'' demikian Aprilia.(**)