![]() |
Rumah ibu negara pertama Fatmawati, |
BENGKULU - Rumah ibu negara pertama Fatmawati, di jalan Fatmawati Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, yang menyimpan mesin jahit untuk menjahit sang saka merah putih, kondisinya memprihatinkan.
Bendera yang dijahit untuk dikibarkan saat Proklamasi 17 Agustus 1945 tersebut masih tersimpan rapi di rumah ini. Sayangnya, rumah bersejarah tersebut belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah provinsi (Pemprov) Bengkulu maupun pemerintah kota (Pemkot) Bengkulu.
Bagaimana tidak?. Beberapa kerusakan terdapat disejumlah titik di rumah itu. Seperti, dibagian plafon bagian depan rumah, dibagian sisi kiri dan kanan, plafon dibagian dalam rumah, cat rumah yang mulai pudar. Sementara, di rumah ini masih banyak menyimpan koleksi peninggalan bersejarah.
Penjaga rumah Fatmawati, Marwan Amanadin (66), mengatakan, rumah yang dibangun sekira tahun 1915 ini, terakhir direhab sekira tahun 1990 lalu. Hingga saat ini rehab bangunan tidak ada dilakukan.
''Terakhir direhab tahun 1990 lalu. Saya juga sudah mengajukan rehab rumah, tapi belum ada tanggapan dari pemerintah,'' kata Marwan, beberapa waktu lalu.
Rumah yang terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar, 1 ruang makan, 1 kamar mandi ini, lanjut bapak 4 orang anak ini, sejak berdiri seingat dia, hanya 2 kali digunakan sebagai lokasi tempat pengambilan bendera Merah Putih, untuk pengibaran bendera saat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indoensia.
''Saat Walikota Ahmad Kannedy, rumah Fatmawati ini sempat dijadikan lokasi pengambilan bendera untuk dikibarkan saat upacara HUT RI. Namun, saat ini sudah tidak ada lagi,'' jelas pensiunan PT. Pos Cabang Utama Bengkulu tahun 2005 ini.
Ia mengakui, masyarakat yang berkunjung ke rumah Fatmawati kebanyakan berasal dari luar Provinsi Bengkulu. Sementara, kunjungan asal Kota Bengkulu khususnya sangat minim. Bahkan, kata dia, rumah Fatmawati tersebut sempat dikunjungi oleh wisatawan asal Inggris serta negara luar lainnya.
Honor selaku penjaga rumah Fatmawati, Marwan mengatakan, honor tersebut cukup untuk makan sehari-hari. Sebab, kata dia, saat ini keempat anaknya sudah menikah. Disinggung masalah kunjungan dari anak dari Fatmawati, Marwan mengatakan, mantan Presiden RI Megawati Soekarno Putri sempat berkunjung saat ke Bengkulu, begitu juga dengan Sukmawati Soekarno Putri dan Guruh Soekarno Putra.
''90 persen pengunjung ke rumah Fatmawati berasal luar dari Provinsi Bengkulu. Honor saya per bulan ada, tapi masih dibawah UMR,'' ungkap Marwan.
''yang sering berkunjung kesini itu Sukmawati dan Guruh. Ibu Memga juga ada kesini,'' sambung Marwan.
Pengunjung Sempat Merinding dan Menangis
Pria yang telah menjaga rumah Fatmawati sekira 10 tahun ini juga berkisah, ada beberapa pengunjung yang berkunjung ke rumah Fatmawati, saat memasuki ruang penyimpanan Mesin Jahit tangan sempat merinding seolah-olah aura Fatmawati ada di ruangan tersebut.
Tidak hanya itu, kata dia, sebagian pengunjung yang datang juga sempat menangis melihat lukisan Fatmawati yang ada di ruang tamu, serta mesin jahit tangan yang berada di ruang berukuran sekira 3x4 meter.
''Ada pengunjung yang datang menangis disini. Ada juga yang merinding saat masuk ke ruang Mesin Jahit,'' cerita Marwan.
Ia juga menambahkan, di rumah Fatmawati juga sering digunakan pengunjung untuk berdoa dan salat oleh pengunjung.
''Ada juga yang berdoa dan salat disini. Begitu juga membaca Kitab Suci Al-Quran,'' ujar Marwan.(**)