Link Khusus

ads here

Rumah Ini Simpan Mesin Jahit Bendera Merah Putih Saat Kemerdekaan RI Tahun 1945

advertise here
Mesin jahit tangan, Sang Saka Merah Putih 
BENGKULU - Kemerdekaan Republik Indonesia, tentunya tidak terlepas dari sosok perempuan asal Provinsi Bengkulu. Siapa dia? Dia adalah ibu negara pertama RI, Fatmawati, yang tidak lain merupakan wanita penjahit bendera sang saka merah putih. 

Hingga saat ini mesin jahit tangan, Sang Saka Merah Putih tersebut masih tersimpan dengan baik di rumah Fatmawati yang beralamat di Jalan Fatmawati Kelurahan Penurunan Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu. 

Saat memasuki rumah yang terbuat dari kayu meranti merah, berbentuk rumah panggung adat Bengkulu ini, didepan pintu masuk sudah terlihat jelas dua lukisan berukuran cukup besar, Presiden Pertama Soekarno disisi kiri dan lukisan Ibu Negara Fatmawati disisi kanan. 

Dibagian ruang tamu, Rumah Ibu Negara Pertama ini, juga masih terpajang, satu set meja dan kursi tamu yang masih asli, 2 set pakaian kebaya panjang, serta foto-foto Soekarno dan Fatmawati yang terpajang didinding rumah.

Tidak hanya itu, koleksi lainnya yang masih tersimpan rapi di rumah berukuran sekira 10 x 20 meter ini, berupa tulisan lagu ciptaan Fatmawati, tulisan Soekarno serta satu buah tulisan surat. Selain itu, koleksi peninggalan Fatmawati masih tersimpannya satu buah lemari pakaian, lampu gantung. 

Tak kala penting rumah yang berdiri diatas tanah seluas sekira 20 x 25 meter ini terdapat mesin jahit tangan merek 'Singer' tahun 1941, yang digunakan untuk menjahit sang saka merah putih untuk dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesin ini terdapat dalam ruang berukuran sekira 3 x 4 meter berikut dengan kursi untuk duduk Fatmawati saat menjahit bendera Merah Putih. 

''Peninggalan Ibu Negara Pertama Indonesia, masih ada disini. Foto ada sekira 36 buah, mesin jahit bendera merah putih, meja dan kursi tamu satu set, pakaian kebaya, lukisan, tulisan tangan Soekarno dan Fatmawati dan lainnya,'' kata penjaga rumah Fatmawati, Marwan Amanadin (66), beberapa waktu lalu. 
        
Marwan menceritakan, Fatmawati lahir di Bengkulu, 23 Februari 1923, yang mana  Fatmawati merupakan putri tunggal dari pasangan Hasan Din dan Siti Khadijah. Saat Soekrano diasingkan di Bengkulu, sekira tahun 1943 dirinya menikahi Fatmawati. 

Dari pernikahan tersebut dikaruniai lima orang anak, Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarno Putri, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri, dan Guruh Soekarno Putra.

''Setahu saja, Ibu Fatmawati itu orangnya penurut, tidak banyak tingkah, patuh terhadap orangtua. Ayah ibu Fatmawati adalah salah satu tokoh Muhammadiyah di Bengkulu,'' kisah Marwan, yang merupakan sepupu dari Fatmawati.(**)